perempuan di dunia. Ternyata kondisi ini banyak dialami oleh perempuan di jaman
sekarang. Studi yang di lakukan di Australia menjelaskan bahwa perempuan yang
sudah memasuki masa menstruasi dini di usia 11 tahun lebih rentan mengalami
menopause dini, dan risiko tidak bisa memiliki keturunan.
Hasil dari Studi tersebut juga menunjukan bahwa risiko menopause dini tersebut,
lebih besar dua kali sampai lima kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang
baru memasuki masa menstruasi di usia 12 tahun ke atas.
Jika temuan dari penelitian ini dapat dimasukan ke dalam pedoman klinis, yang
nantinya dapat disosialisasikan terutama kepada perempuan usia 35 tahun yang
mengalami menstruasi dini, maka dokter dapat mempersiapkan waktu untuk
kemungkinan terjadinya menopause dini," kata Ketua tim peneliti Gita Mishra
dari Queensland di Australia.
Hal ini, tambah dia, dapat memberikan kesempatan bagi dokter untuk memetakan
riwayat reproduksi perempuan tersebut dan faktor gaya hidup lainnya, seperti
kebiasaan merokok. Selain itu, dokter juga dapat mempertimbangkan strategi awal
untuk mencegah dan mendeteksi kondisi kronis yang terkait dengan menopause dini
seperti penyakit jantung.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti melibatkan setidaknya 51.000 perempuan
menopause di Inggris, Skandinavia, Australia dan Jepang. Fokus penelitian ini untuk
mengetahui usia responden saat mendapatkan menstruasi pertama kali dan jumlah
anak mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami periode
menstruasi pada usia 11 atau lebih muda, berisiko 80 persen lebih tinggi mengalami
menopause dini sebelum usia 40 tahun, bila dibandingkan dengan perempuan yang
mengalami periode menstruasi pada usia 12 dan 13 tahun.
Perempuan yang belum pernah hamil atau yang belum pernah memiliki anak,
juga dua kali lipat lebih berisiko mengalami menopause dini.